Minang-Cyber.ga — Fenomena gerhana yang lebih jarang terjadi dibandingkan Gerhana Matahari akan terjadi mulai Senin (9/5/2016) senja ini.
Fenomena yang disebut gerhana atau transit Merkurius itu akan berlangsung selama sekitar 7,5 jam dan berpotensi disaksikan di wilayah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Tak seperti Gerhana Matahari, gerhana Merkurius tidak akan membuat bumi gelap seketika. Bahkan, gerhana Merkurius adalah fenomena yang tak bisa disadari atau disaksikan dengan mata telanjang.
"Saat Gerhana Matahari, bulan tampak sama besar dengan piringan matahari sehingga bisa menutup sempurna. Saat transit Merkurius, Merkurius tampak jauh lebih kecil," kata astronom amatir Ma'rufin Sudibyo.
"Bahkan dengan alat bantu seperti teleskop, Merkurius hanya akan tampak sebagai titik bulat kecil di permukaan matahari," imbuhnya.
Ketiga pada abad ke-21
Ma'rufin menerangkan, gerhana Merkurius terjadi 13-14 kali dalam setiap abad. Gerhana atau transit hari ini adalah yang ketiga dalam abad ke-21.
Transit pada abad ke-21 sebelumnya terjadi pada tahun 2002 dan 2006. Setelah tahun ini, transit Merkurius baru akan terjadi pada 11 November 2019.
Ada yang unik dari transit planet yang letaknya paling dekat dengan matahari itu. Fenomena tersebut selalu terjadi pada bulan Mei atau November.
"Kalau terjadi Mei berarti Merkurius sedang berada pada titik aphelion (terjauh dari matahari), kalau terjadi November berarti Merkurius sedang berada di titik perhelion (terdekat dengan matahari)," jelas Ma'rufin.
Seperti fenomena gerhana umumnya, tak semua wilayah bisa menyaksikan. Bila Indonesia beruntung karena bisa menyaksikan fenomena sekali seabad transit Venus pada tahun 2012 lalu, kali ini Indonesia sial.
Sebagian besar wilayah Nusantara tak bisa menyaksikan transit Merkurius. Sebabnya, saat transit terjadi, Indonesia sudah memasuki malam.
Kontak pertama transit akan terjadi pada pukul 18.12 WIB. Puncak fenomena transit sendiri terjadi menjelang tengah malam, pukul 23.47 WIB, dan kontak terakhir pada Selasa (10/5/2016) pukul 01.42 WIB.
Ma'rufin menjelaskan, wilayah Indonesia yang masih berpeluang untuk menyaksikan adalah Aceh dan Sumatera Utara. "Transit akan terjadi saat senja," katanya.
Kesempatan untuk mengamati pun tak akan lama. Begitu matahari tenggelam, maka pertunjukan gerhana Merkurius pun akan berakhir.
Cara pengamatan
Bila Anda berada di wilayah Aceh dan Sumatera Utara serta ingin mengamati, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi sehingga pengamatan optimal dan aman.
Merkurius hanya akan tampak sebagai titik kecil. Bahkan jika dibandingkan dengan Venus saat transit, ukuran Merkurius hanya akan seperlimanya.
Perlu teleskop yang memadai untuk melakukan pengamatan. "Minimal perbesarannya 50 kali lipat," kata Ma'rufin saat dihubungi Minang-Cyber.ga, Jumat (6/5/2016).
Selain itu, karena pengamatan dilakukan ke arah matahari, dibutuhkan filter khusus untuk menyaring cahaya matahari sehingga tak merusak mata dan memungkinkan penampakan Merkurius.
Pengamatan perlu dilakukan di wilayah yang bagian baratnya tak berpenghalang. Tantangan pengamatan cukup besar karena saat senja matahari sudah sangat rendah.
Selamat mencoba untuk mengamati kepada yang tertarik. Bila berhasil mengamati, maka Anda beruntung. Bila gagal, masih ada waktu lainnya.
Menurut data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), waktu terbaik bagi Indonesia untuk mengamati transit Merkurius adalah pada 13 November 2032 dan 10 November 2098. Transit akan dimulai tengah hari dan berakhir kala senja.
Fenomena yang disebut gerhana atau transit Merkurius itu akan berlangsung selama sekitar 7,5 jam dan berpotensi disaksikan di wilayah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Tak seperti Gerhana Matahari, gerhana Merkurius tidak akan membuat bumi gelap seketika. Bahkan, gerhana Merkurius adalah fenomena yang tak bisa disadari atau disaksikan dengan mata telanjang.
"Saat Gerhana Matahari, bulan tampak sama besar dengan piringan matahari sehingga bisa menutup sempurna. Saat transit Merkurius, Merkurius tampak jauh lebih kecil," kata astronom amatir Ma'rufin Sudibyo.
"Bahkan dengan alat bantu seperti teleskop, Merkurius hanya akan tampak sebagai titik bulat kecil di permukaan matahari," imbuhnya.
Ketiga pada abad ke-21
Ma'rufin menerangkan, gerhana Merkurius terjadi 13-14 kali dalam setiap abad. Gerhana atau transit hari ini adalah yang ketiga dalam abad ke-21.
Transit pada abad ke-21 sebelumnya terjadi pada tahun 2002 dan 2006. Setelah tahun ini, transit Merkurius baru akan terjadi pada 11 November 2019.
Ada yang unik dari transit planet yang letaknya paling dekat dengan matahari itu. Fenomena tersebut selalu terjadi pada bulan Mei atau November.
"Kalau terjadi Mei berarti Merkurius sedang berada pada titik aphelion (terjauh dari matahari), kalau terjadi November berarti Merkurius sedang berada di titik perhelion (terdekat dengan matahari)," jelas Ma'rufin.
Seperti fenomena gerhana umumnya, tak semua wilayah bisa menyaksikan. Bila Indonesia beruntung karena bisa menyaksikan fenomena sekali seabad transit Venus pada tahun 2012 lalu, kali ini Indonesia sial.
Sebagian besar wilayah Nusantara tak bisa menyaksikan transit Merkurius. Sebabnya, saat transit terjadi, Indonesia sudah memasuki malam.
Kontak pertama transit akan terjadi pada pukul 18.12 WIB. Puncak fenomena transit sendiri terjadi menjelang tengah malam, pukul 23.47 WIB, dan kontak terakhir pada Selasa (10/5/2016) pukul 01.42 WIB.
Ma'rufin menjelaskan, wilayah Indonesia yang masih berpeluang untuk menyaksikan adalah Aceh dan Sumatera Utara. "Transit akan terjadi saat senja," katanya.
Kesempatan untuk mengamati pun tak akan lama. Begitu matahari tenggelam, maka pertunjukan gerhana Merkurius pun akan berakhir.
Cara pengamatan
Bila Anda berada di wilayah Aceh dan Sumatera Utara serta ingin mengamati, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi sehingga pengamatan optimal dan aman.
Merkurius hanya akan tampak sebagai titik kecil. Bahkan jika dibandingkan dengan Venus saat transit, ukuran Merkurius hanya akan seperlimanya.
Perlu teleskop yang memadai untuk melakukan pengamatan. "Minimal perbesarannya 50 kali lipat," kata Ma'rufin saat dihubungi Minang-Cyber.ga, Jumat (6/5/2016).
Selain itu, karena pengamatan dilakukan ke arah matahari, dibutuhkan filter khusus untuk menyaring cahaya matahari sehingga tak merusak mata dan memungkinkan penampakan Merkurius.
Pengamatan perlu dilakukan di wilayah yang bagian baratnya tak berpenghalang. Tantangan pengamatan cukup besar karena saat senja matahari sudah sangat rendah.
Selamat mencoba untuk mengamati kepada yang tertarik. Bila berhasil mengamati, maka Anda beruntung. Bila gagal, masih ada waktu lainnya.
Menurut data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), waktu terbaik bagi Indonesia untuk mengamati transit Merkurius adalah pada 13 November 2032 dan 10 November 2098. Transit akan dimulai tengah hari dan berakhir kala senja.
Penulis | : TvN Rahman AD |
0 Response to "Senja Hari Ini, Akan Ada Fenomena Gerhana Merkurius"
Posting Komentar